11 Oktober 2009

LIRIK THUFAIL AL-GHIFARI HARI UMUR UMAT ISLAM

ketika fundamental adalah teroris dan demokrasi berorasi
dalam alunan kata rangkaian iblis
sumpah serapah untaian kata tragis liberalis
syair demokrasi memecah belah turki dan kebisuan mekkah
propaganda mata mata logika yg dustakan nilai aqidah
neraka tipu daya pluralisme agama
dari teluk ambalat hingga fenomena syiah vs sunni di irak
terdesak dari pertikaian bidak catur yg buta terkuak
pembakar intisari ukhuwah diatas ego golongan
pukul rata keluguan umat layaknya seribu ahli surga
maka bersuka citalah penemu benua amerika
ketika pengunjung kabah tak sajikan suara atas darah di palestina
berrseteru dari misteri militansi Taliban
sempurna dalam kerapuhan mata2 dari ketakwaan
ketika kapitalisme begitu manjur bersahabat dgn ketupat lebaran
dan islam menbunuh islam menjadi pahala
mereinkarnasi alasan di liang lahat slogan kekalifahan
penyeru batas propaganda da’wah palsu
berdiri diantara argumentasi rohani terbalut hawa nafsu
pemuja wadah arsitektur media kekafiran
ketika argumentasi mentahkan cerita para salafus soleh
dan serumpun jihad harus berpecah belah untuk satu alasan serupa
ketika semua merasa yg paling ahlus sunnah wal jamaah
brapa lama lagi umur umat islam
hermenetika dari omong kosong logika absurd orientalis
pudarkan makna definisi jelaga retoris
penggubris sandi alam dajjal penghinat histories
mem backup batas individualis teorikal para badut zionis
untuk setiap Molotov dari setiap botol coca cola
dan mc donal menjadi 100 % halal bersenggama
berduet bersama Marlboro dan tafsir al azhar
berceritalah para anekdot ateis dalam kedangkalan syek siti jenar
dari catatan putih para penghianat tauhid
utk para pembual yg ikut membantai saudara islam kami disluruh dunia
merubah jenin menjadi diskotik baru berlabel anti teroris global
berduet bersama aril Sharon dan pemikiran liberal
bumbu paling menyedihkan ari fenomena bir bintang 0 % alkohol
dan senyawa paramadina memang telah cukup membuat islam menjadi tolol/ sengketa tanah dan minyak bumi
batu bara membara membantai sesama propaganda atas umat yg tak bersalah/ saat islam membunuh islam tak lagi jadi prahara
dan setiap kuffar lebih penting menjadi saudara
menyayat duka setiap tetes mata aroma intifadoh
lupakanlah che gwevara dan syair pagi hutan Bolivia
ketika revolusi berarti demokrasi dan seks bebas
membusuk bersama argumentasi islam kiri
episode paling mutakhir salah kaprah mansour fakih
hitunglah umur umat islam ketika langit menghitam
diruang hukum yang tak perlu lagi merajam
terlupakanlah zat yag tiupkan ruh didalam rahim
foto sintesa dari budaya pendusta agama ibrahim
saat al quran hanya pengantar debu hiasan rumahmu
dari zaman kezoliman yg asingkan setiap puing kemurnian islam
ketika teroris berarti musollah dan penjaga tauhid
maka demokrasi mengambil tmpt bersama selinting ganja & jack Daniel
panorama pembakar batas hewan dan manusia
cakrawala tahajud yg tak sanggup lagi bersujud
pada dimensi ketika poligami berarti neraka
dan prostitusi menjadi hak asasi
ketika kondom fiesta menjadi solusi norma
menjamu kapitalisme dalam retorika syariat
raga dari propaganda albert pike dan ibnu arabi
lebih busuk dari argumentasi pembenaran murtad ala nafa urbach
dan consensus hak cipta sukses racuni anak bangsa
yg memasang jaring konsumerisme dari idiom professionalisme
ketika nasyid sudah tak beda lagi dgn backstreetboys
dan dewa 19 ternyata lebih harokah dari syair pagi falujah
senjata paradigma paling ironis
sejak peringatan bahaya merokok ada disetiap bungkus rokok
dan mui belum juga mengerti bahwa hak cipta adalah milik allah
fatwakan umat sekaligus membela selangkangan bill gates

LIRIK THUFAIL AL-GHIFARI

Invasi Zionisme

Korosi huru hara di akhir zaman
Blok hitam eksekusi Sayanim terus menggeram
Catatan tiada akhir tuntaskan ambisi mutakhir
Provokasi perang salib penipu Tuhan dari tetesan darah Apocalypse
Geofisika historical operasi Sphink hingga black September Kebenaran media bermain silicon untuk misi abadi ke 24 protokol Zion
Muslihat resolusi 242 dan PBB menjadi kaki tangan mereka
Merekrut dioksida badan koordinasi inteligen negara
Bahkan PBB atau CIA profetik skenario aggressor sindikat akronim yahudi
Bersihkan senator kotor formasi Ambassador perekrutan komunikator
Kontrol mobilisasi cita-cita Haykal Sulaiman
Nikita Kruscev hingga Viktor Ovtrovsky
Al Khadafi hingga Simon Perez
Modifikasi kamikaze yang membuat Charles Manson layak menjadi maskot Amerika
Untuk wacana harfiah kepalsuan propaganda
Instruktur lelucon Tel Aviv dalam pelacuran midrasha
Inflasi nada sejarah dusta Galilea yang tetap harus membayar mahal
Legenda syahid Shabra Shatilla dan voltase Fallujah
Tidak ada perang seteror perang terhadap Zionizme …
Dadu telah terlempar
Permainan tipu daya perang semesta akan segera berkobar
Referensi target merah sinyal sub kordinat
Nota faktual salinan informasi arena combat
Umpan matang dalam wacana kelabu
Tidak terlihat dalam kasat mata baku
Tidak terdengar dari mainstream yang lugu
Verifikasi ambisi spesifik Megalomania
Epitome dusta bayonet Sodom dan Gomora
Rakitan diplomatic sepicik Ellijah Muhammad
Insiden Malcolm dan Kanosa kehancuran Baghdad
Cerita invasi Teheran hingga dataran tinggi Golan
Kassa m-o double s-a-d ( M.O.S.S.A.D )
Yang definisikan terorisme pada antisemitisme
Raja raja pagan yang ingin kuasai dunia
Ketika barikade Sharon menembus ke ruang tamu kita
Pion catur pariwara dan benih konsumerisme
Uang, sex dan kekuasaan dari racun materialisme
Terbaca dalam analisa spesifik
Suatu ketika scientific terlalu bodoh untuk percaya pada akhir zaman
Tidak ada perang seteror perang terhadap Zionizme …

PERSATUAN

Saya bingung dengan umat islam sksrang, katanya kita umat islam di manapun bersaudara tapi ko kenapa banyak umat islam yang saling bermusuhan, menjauhi, tak peduli sesama, dan bahkan saling membunuh. seharusnya kita sebagai umat islam harus saling tolong menolong dan hidup rukun selama-lamanya, dan hurus bisa saling menghormati walaupun beda "paham", kalau kita biegini terus kapan umat islam sedunia akan bisa bersatu?.

09 Oktober 2009

Blog Entry Simple Story Of Thufail Al Ghifari

Di Balik Keaneragaman Warna Musik Dan Nasyid
Beragam aliran musik menghadirkan banyak pilihan, tergantung dari selera individu. Setelah mempelajari Islam, bagi Thufail Al Ghifari, musik adalah nadi dalam jiwa seni yang mampu mewakili kerinduannya akan kasih sayang Allah.
Berawal dari Komunitas Underground
Aliran musik hardcore yang keras menjadi pilihan awal mula Thufail terjun ke dunia musik. Sebelum berkiprah dalam du­nia dakwah melalui nada, Thufail seringkali merangkai syair-syair beraliran underground yang banyak mengkritik hidup lewat pemberontakan jiwa, politik, dan sosial.
Dalam debutnya itu, Thufail mengaku merasakan sebuah kebebasan jiwa. Namun di sisi lain tak urung memberi pengaruh negatif bagi jiwanya karena ia tidak pernah menemukan ketenangan. Dengan syair-syair ‘pemberontakan' yang terus meronta dalam jiwa, sampailah dia pada satu titik jenuh. Kejenuhan inilah yang kelak mengubah alur hidup sang rapper sekaligus alur syair mu­siknya menjadi untaian syair jihad.
Menemukan Jalan Cahaya
Kejenuhan yang melanda Thufail membuatnya terus mencari kebenaran. Dengan mengenal sosok Nabi Muhammad Thaufail akhirnya belajar tentang keberadaan Sang Khalik dan memutuskan menjadi muallaf. “Saat masuk Islam, aku mempelajari apa yang ingin aku pelajari.”
Setelah masuk Islam, Thufail perlahan bisa menerjemahkan Allah lewat syair-syair musiknya. Dia kemudian menyadari bahwa nggak semua hal di dunia ini bisa dipahami dengan pemikiran rasional. Hidayah tersebut benar-benar membawa Thufail hijrah dan mengemas musiknya menjadi bait-bait dakwah yang tetap beraliran hip-hop.
Album yang Bersambung
Awal mula Thufail membuat album dakwah terinspirasi dari kejadian 11 September dan bom Bali . “Dengan ilmu yang terbatas, aku ingin mengkritik berbagai fenomena yang ada,” ujarnya.
Dengan syair-syair yang penuh kritik dan kecerdasan pemikirannya, Thufail mantap membuat album yang dijadikan ladang amal bagi dakwahnya. “Aku ingin membuat rekaman yang bisa didengarkan semua orang,” tegas Thufail.
Niat yang lurus membuat Thufail bersyukur bisa menjadi pendakwah lewat musik yang sudah menjadi jiwanya. Album pertama yang bertajuk Syair Perang Panjang dirilisnya lewat Indie label. Dan kini, dengan aliran musik hip-hop, Thufail mengeluarkan album keduanya bertajuk Dari Atas Satu Tanah TempatKita Berpijak.
Di album pertama, Thufail mencurahkan pikirannya tentang fenomena global seperti perjuangan Palestina perang di Chechnya , dan masalah muslim Pattani. Sedangkan di album kedua, syairnya lebih soft dan agak berbeda. Meski tetap bernafaskan jihad, syair di album ini bersifat lebih menyeluruh karena mengajak pada perbaikan akhlak. Album kedua ini bias dibilang sebagai sambungan atau penyempurnaan album sebelumnya. “Karena membahas Islam harus syamil (sempurna) dan mutakamil (menyempurnakan),” tandasnya.
Bukan Mencari Popularitas
Pengerjaan album pertamaThufail penuh perjuangan. Dengan pertolongan Allah lah, dia berusaha mewujudkannya. “Allah bisa membuatku bertahan,” kenang Thufail.
Untuk bisa rekaman, cowok yang nggak mau wajahnya difoto ini ngumpulin uang sendiri bahkan nggak risih bekerja menjadi cleaning service. Penghasilan yang diperolehnya selalu dia sisihkan untuk biaya rekaman.
Thufail memilih Indie label karena niatnya yang pertama hanya untuk dakwah karena Allah, bukan popularitas. Semoga cinta Allah terus mendampingi langkah dakwah sang rapper Islam ini. (teks:mila)